Selasa, 23 September 2008

Pergumulan Kita

REFLEKSI HUT KE 433

KOTA AMBON MANISE

Bulan Agustus yang baru lalu kita telah merayakan HUT RI dan HUT Provinsi Maluku KE-63, dan dibulan ini tepatnya pada tanggal 07 September 2008, kembali dengan sukacita kita sebagai warga Kota Ambon menyambut Hari Ulang Tahun Kota Ambon yang ke-433, setelah sehari sebelumnya seluruh Umat Gereja Protestan Maluku merayakan HUT GPM yang ke 73 Tahun. Tema “Tertiblah Ambonku”, dipilih sebagai tema dalam memperingati HUT Kota Ambon yang ke 433, dimana seluruh masyarakat yang ada di Kota Ambon, diminta untuk membudayakan tertib, baik tertib birokrasi, tertib sampah, tertib jam belajar malam, dan tertib berlalu-lintas. “Hal lain yang mencakup tertib yakni terkait tertib lingkungan, agar jangan sampai ada rumah yang dibangun di tepi-tepi jurang dan rawan mengalami kelongsoran. Selain itu juga tertib dalam menjaga konservasi lahan di sekitar kampung agar tidak terjadi perubahan fungsi dan menyebabkan sumber air kering,” tandas Bapak Walikota Ambon Drs. M.J. Papilaja, MS. pada saat membuka salah satu kegiatan dalam rangka menyambut HUT Kota Ambon beberapa waktu lalu.

Ketika menyadari bahwa Kota yang kita cintai ini telah berusia lebih dari 4 abad, pastilah kita akan terkagum olehnya, ternyata Ambonku bukanlah lagi bayi yang baru dilahirkan, Ambonku ternyata telah beruban, Ambonku ternyata telah melahirkan berlapis-lapis generasi. 07 September 1575 yang lalu Kota Ambon lahir sebagai kota yang merupakan kebanggaan masyarakat dibumi rempah-rempah ini, bumi Maluku-bumi Seribu Pulau yang dipuja dan yang telah menawan hati bangsa-bangsa asing untuk datang menguasai dan menggeruk kekayaan alamnya yang melimpah, yang telah pula membuat taruna-tarunanya menderita sehingga akhirnya harus mengangkat senjata untuk mempertahankan negeri.

Saat Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada Tanggal 17 Agustus 1945, sehari kemudian tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945 terbentuklah 8 (delapan) provinsi yang diantaranya adalah Provinsi Maluku dengan Ibukotanya adalah Kota Ambon. Saat itu usia Kota Ambon akan memasuki usia yang ke-370 Tahun.

Suka dan duka silih berganti mewarnai rona perjalanan kehidupan Kota Ambon. Justru dimasa yang telah modern ini masa yang disebut sebagai awal untuk memasuki babak baru dalam sejarah dunia, yang disebut sebagai era globalisasi, dikala bangsa Indonesia sedang memperjuangkan reformasi di segala bidang, wajah Kota Ambon telah dicoreng oleh ulah sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab. Tragedi kemanusiaan pada tanggal 19 Januari 1999 hingga medio 2003 itu telah membekas dalam ingatan seluruh warga Kota sebagai peristiwa yang lazim disebut sebagai ”Ambon Berdarah”. Sungguh ironis memang bahwa kota yang telah beruban dengan setumpuk pengalaman ini, masyarakatnya justru sangat rentan dihasut dan mau bertindak seperti seorang anak ingusan yang masih suka berkelahi hanya karena saling memperebutkan sepotong permen. Atau apakah memang rasa perikemanusiaan di bumi datuk-datuk ini telah mengalami pergeseran?. Ah, rasanya sangat sulit untuk menjawabnya, lebih mudah bagi kita untuk kembali mengintrospeksi diri kita masing-masing.

Kini di usia yang ke-433 Tahun ini apa yang telah, sedang dan akan kita perbuat sebagai wujud pengabdian kita kepada kota yang tercinta, kota yang telah membesarkan, memberi hidup dan menjanjikan harapan untuk masa depan kita dan anak cucu kita?

Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan dan juga sebagai warga kota yang baik, diserukan kepada seluruh elemen yang ada dalam KKSU-TSB Ambon untuk menaikan doa pergumulan kepada Tuhan dengan pokok-pokok doa sebagai berikut :

1. Mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga Kota Ambon dapat keluar dari Tragedi Kemanusiaan yang pernah melanda negeri ini dan telah mengantar Kota Ambon hingga dapat mencapai usia yang ke 433 tahun.

2. Berdoa untuk Bapak Walikota Ambon Drs. M.J. Papilaja, MS. dan Ibu Wakil Walikota Ambon Dra. Ny. Olivia Latuconsina/S. sehingga dikaruniakan hikmat dan kebijaksanaan dalam memimpin Kota Ambon serta dapat menjalankan program-program kerja yang telah digariskan untuk kemajuan Kota dan kesejahteraan warganya.

3. Mengucap syukur kepada Tuhan yang boleh menyertai dan melindungi wadah organisasi Gereja Protestan Maluku hingga dapat memasuki usia yang ke 73 Tahun. (Ed.)

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Best Buy Printable Coupons